Pekanbaru - forumRiau.com: Komisi III DPRD Riau melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT PHR Riau dan PT Riau Petrolium. Setelah RDP tertutup itu Komisi III menyatakan menerima keadaan PT PHR.
Hal yang sama juga diterima terhadap PT Riau petroleum yang juga masih merugi atau belum mencapai target terutama tentang partisipasi interest atau PI 10% dari produksi kedua BUMD pengelolaan blok minyak di Riau.
Komisi III DPRD Riau setelah rapat tertutup menyampaikan kepada media yang meliput meminta keterangan dari ketua Komisi III Edi Basri dan juga Abdullah mengatakan, bahwa kerugian itu akan bisa ditutupi dengan kelebihan bayar perusahaan daerah itu sampai 8 triliun ke pemerintah pusat.
"Ada kelebihan bayar sekitar 550 juta USD ke pemerintah pusat sekitar 8 triliun. Ini jadi harapan kita pada 2026 untuk menambah PI 10% dari 8 triliun tersebut. Dengan catatan pembagian juga untuk ke daerah penghasil dimana lokasi sumur minyak berada," ungkap Edi Basri, Senin 10/11/2025.
Sementara soal PI yang hanya 1 USD dalam tahun laporan keuangan perusahaan PHR dan Riau Petrolium, menurut keterangan dua perusahaan yang disampaikan ke Komisi III DPRD Riau, Edi Basri sampaikan bahwa keadaan PT PHR sebenarnya dalam keadaan merugi. Namun ketentuan laporan neraca keuangan tidak membolehkan laporan minus atau nol.
"PHR ini dalam keadaan minus keuangannya. Karena banyak melakukan investasi sumur-sumur baru. Jadi hasil dari penjualan minyak 155.000 barel per hari itu, sebagian besar diinvestasikan lagi keuangannya dalam bentuk sumur sumur baru dan ini adalah program pemerintah pusat melalui ESDM, khususnya di Riau ini. Sumur itu mencapai 400-500 sumur per tahun. Sementara PI bisa positif atau bisa dikeluarkan apabila PHR ini untung. Untung darimana, yaitu dari hasil penjualan minyak hasil produksi minyaknya dijual, lebih kurang 30 dolar per barel, selisih cost production-nya itu diinvestasikan lagi.
Maka di saat investasi besar-besaran seperti ini terjadilah keuangan PHR itu jadi minus, otomatis PI kita tidak ada. Tetapi dalam laporan keuangannya Riau Petrolium Rokan itu tetap dibunyikan 1 dolar. Karena tidak boleh bentuk laporan keuangan minus," ungkap Edi Basri.
Menurutnya, karena bisnis perminyakan butuh investasi yang besar, maka harapan keuntungan akan bisa didapatkan pada tahun mendatang.
"Dalam sebuah perusahaan migas begitu, investasi itu besar. Tentu menunggu hasil produksi sumur-sumur yang baru sekarang ini. Mungkin satu dua tahun ke depan baru kita bisa memperoleh keuntungan yang besar," pungkas Edi Basri.***
Penulis: Suryadi
Thanks for reading Usai Rapat Tertutup, DPRD Riau Maklumi Kerugian Perusahaan PHR dan Riau Petrolium Soal PI 1 USD | Tags: Bisnis DPRD Riau Ekonomi Riau
« Prev Post
Next Post »
