Registrasi Kartu SIM Card Jangan Keliru Ini Kata Menteri

Registrasi Kartu SIM Card Jangan Keliru Ini Kata Menteri
Mayarakat saat ini mulai dihebohkan soal registrasi ulang kartu telephone seluler (Ponsel) yang sebelumnya dihebohkan berakhir pada tangga 31 Oktober 2017. Sehingga banyak masyarakat melakukan penolakn hingga curiga atas kebijakan tersebut.

FORUMRIAU.COM - Melalui media sosial, warganet mulai melakukan penolakan atas kebijakan harus registrasi ulang tersebut. Menurut menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Rudiantara, informasi yang beredar bahwa batas registrasi sampai 31 Oktober 2017 itu keliru.

"Bukan berakhir besok (31/10/2017), mulai besok diwajibkan. Setiap penjualan baru maupun yang lama," terang Rudiantara.

Dengan tegas, Rudiantara mengatakan bahwa registrasi ulang kartu prabayar itu dimulai sejak 31 Oktober 2017 dan akan berakhir pada bulan Februari 2018 mendatang.

”Kalau belum registrasi juga itu diblok. Tidak bisa out going, tidak bisa telepon,” ungkap dia.

Sanksi berikutnya diberikan secara bertahap apabila kartu sim prabayar tidak kunjung diregistrasi ulang. Mulai tidak bisa terima telepon dan pesan sampai diblokir secara keseluruhan.

Sehingga tidak bisa digunakan sama sekali. Termasuk paket data dalam kartu sim prabayar tersebut. Jika ditelusuri pengumuman tersebut, sesuaidengan layanan yang ditampilakan jika melakukan registrasi ulang kartu. Seperti di layanan registrasi ulang untuk kartu Telkomsel.

Dalam website telkomsel registrasi ulang langsung terpampang pengumuman bahwa Kominfo mewajibkan pendaftaran ulang kartu Prabayar dimulai 31 Oktober 2017. Baca cara lengkapnya: Sebelum Mati Kartu HP Anda Ini Cara Registrasi Lengkapnya.(*)
Perlu dilihat: Saat Kata Hancur Negara Era Jokowi Mulai Terbukti

Aduh Vlog Afi Dibuktikan Juga Jiplak Video Milik Bule

Afi Nihaya Faradisa membuat video yang kembali jadi sorotan publik. Video Blog (Vlog) Afi berbahasa Inggris dan menyampaikan pesan bahwa kegiatan bully di media sosial sangat menyiksa seseorang yang terkena bully. Bahkan kata - kata siksaan bully itu lebih ekstrim.

FORUMRIAU.COM -- Namun belum satu kali 24 jam vlog Afi itu juga disebut sebagai kegiatan menjiplak video orang lain terutama dalam segi bahasa dan bahasan yang disampaikan Afi dalam Vlog.

Warganet, Netizen pegiat media sosial mendapatkan sebuah tayangan video dari luar negeri yang bahasa dan bahasan kontennya sama dengan yang disampaikan Afi dalam Vlog milik dia.

Secara halus, netizen menyampaikan sindiran bahwa bukan Afi yang menjiplak bahasa Vlog itu melainkan si Bule lah yang menjiplak video Afi.

Masyaallah belum 1 hari ngevlog sudah di jiplak bule.
Saking hebatnya afi sampai vlognya trending topik di dunia.

Nieh buktinya bule ngejiplak.
Jangan gagal faham ya bule ngejiplak bukan afi.

Siapa cieh yg gk kenal penulis yg hebat teruji dan terbukti sudah di undang ke istana negara.

Bantu viralkan ya afi ini sangat berpotensi memberikan imajinasi ke anak anak bangsa

Smuanya serba ngejiplak kita tunggu episode selanjutanya renovasi muka wkwkwkwk.

Smua orang akan pinter pada waktunya hihi.

Gw share bukan karna suka tapi kata katnya fuck dan sebagainya yg bikin gw jengkel.  
Udah plagiat angkuh pula. 
Gini gini bro piaraan orang istana haha.

Ahiri saja dek dek dari pada malu terkenal dalam ke adaan hina.

Demikian diposting oleh akun facebook Anjar Tomy dengan nada sangat menyayangkan kondisi penghargaan pemerintah terhadap pelaku plagiasi.(*)

Digugat Denda Rp36 Triliun Berikut Jawab Google

Perusahaan raksasa internet mesin pencari dunia Google mendapat gugatan dari negara Eropa, senilai 2,7 miliar Euro atau sekitar Rp.36 triliun. Google dituduh telah melakukan pelanggaran terhadap antimonopoli dalam layanan mesin pencari yang disediakannya selama ini.

FORUMRIAU.COM --  Menururt pihak berwenang Eropa, pelanggaran anti monopoli dilakukan google dalam hal mesin pencari yang mengutamakan kepentingan pengiklan dalam mesin telusur buatan google selama ini. Sehingga, mesin telusur yang disediakan dinilai telah diarahkan google terutama untuk para pelaku iklan itu sebagai pelanggaran antimonopoli.

"Apa yang dilakukan Google melanggar aturan antimonopoli. Google melanggar hak perusahaan lain untuk berkompetisi secara sehat dan berinovasi, serta membuat konsumen Eropa tak bisa memilih layanan yang mereka inginkan dan merasakan manfaat dari inovasi," kata European Competition Commissioner Margrethe Vestager seperti dikutip dari Reuters yang dirilis detikcom, Rabu (28/6/2017).

Pihak berwenang Eropa memberi waktu tenggat 90 hari bagi perusahaan asal Mountain View, California, Amerika Serikat tersebut untuk menghentikan aktivitas ilegalnya, atau membayar denda hingga 5% dari rata-rata perputaran harian pendapatan perusahaan induk mereka, Alphabet, di seluruh dunia.

Denda senilai 2,7 miliar Euro (Rp36 Triliun) itu adalah denda tertinggi yang pernah dijatuhkan UE. Sebelumnya, nilai tertinggi adalah ketika UE mendenda Intel senilai 1,06 miliar Euro pada 2009 atas tuduhan yang sama, yakni melanggar aturan antimonopoli.

UE pun perlu penyelidikan selama 7 tahun hingga akhirnya menjatuhkan keputusan ini. Juli tahun lalu, UE menyatakan bahwa perusahaan yang dipimpin Sundar Pichai tersebut telah memanipulasi hasil mesin pencarian untuk mendukung layanan Google Shopping, yang menawarkan perbandingan harga pada produk.

"Google telah menghasilkan banyak produk dan layanan inovatif yang mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Itu memang bagus. Tapi Google menyalahgunakan dominasi sebagai mesin pencarian dengan mempromosikan layanannya sendiri dan menjatuhkan pesaing mereka," sebut Margretge.

Menjawab tuduhan tersebut, Google menyangkalnya dan mengatakan bahwa iklan yang ditayangkannya justru bertujuan memudahkan konsumen menemukan layanan yang mereka inginkan.(*)

Satu Lagi Situs Funesia Upload Berita Fitnah FPI

Hari kedua libur lebaran 1438 Hijriyah - 2017 Masehi ini dunia maya diwarnai membanjirnya serangan Cyber berita fitnah terhadap Front Pembela Islam (FPI). Berita yang diolah menjadi memojokkan FPI itu berisi sama namun diterbitkan oleh website atau situs yang berbeda.

FORUMRIAU.COM -- Sebelumnya, diketahui situs berkedok portal berita atas nama republiknkri.com membuat berita bahwa pelaku perampok di SPU Daan Mogot adalah anggota FPI. Selanjutnya berita pelaku pembunuhan anggota Polda Sumatera Utara juga dibuat sebagai simpatisan FPI oleh situs republiknkri.com. 

Konten yang tidak jauh beda juga ditemukan di website funesia.net yang membuat berita anggota FPI sebagai pelaku kriminal.

Website yang tidak mencantumkan Box Redaksi jika ditelusuri ini membuat konten serupa dan disebar di media sosial, Senin 26 Juni 2017.

Dari penelusuran, kedua website mengutip sumber berita dari website portal berita ternama seperti detikcom. Namun redaksi pemberitaannya ditambahkan dan dirubah hingga menjadi berita yang pelaku jadi anggota FPI.

Seperti berita kriminal perampokan di SPBU Daan Mogot yang menewaskan korban bernama David Tantono pada Jumat 9/6/2017 lalu itu diubah menjadi berita bahwa pelakunya adalah anggota FPI.

Padahal berita asli dari detikcom tidak ada menulis sedikitpun pernyataan Polda Metro Jaya bahwa pelaku adalah anggota FPI. 

Namun situs republik.com dan funesia.net memberitakan hal yang sama bahwa pelaku kriminal itu merupakan anggota FPI.

Dikethui setelah penelusuran, alamat website bernama republiknkri.com ini melayani judi online dalam chatting adminnya yang berada di pojok kiri bawah website tersebut. Admin menawarkan deposit Rp.25.000 jadi member judi online ke situs 99samsung.com.

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi portal berita detikcom dan Polda Metro Jaya menyusul pemalsuan berita tersebut.(*)  

FPI Difitnah Jadi Pelaku Rampok SPBU Daan Mogot Oleh Situs Judi

Netizen dihebohkan dengan website atau situs republiknkri.com membuat berita kriminal dan mengaitkannya dengan anggota Front Pembela Islam (FPI). Bahkan situs itu secara sengaja merubah berita asli situs ternama detikcom hingga jadi berita menyudutkan FPI.

FORUMRIAU.COM -- Dari penelusuran, salah satu berita yang mereka sebar ke media sosial terkait perampokan di SPBU Daan Mogot. Perampokan dengan penembakan yang menewaskan korban bernama David Tantono pada Jumat (9/6/2017) lalu itu dibuat seakan anggota FPI sebagai pelakunya.

Seiring penangkapan pelaku oleh Polda Metro Jaya hingga penembakan satu pelaku tewas oleh polisi, berita perampokan SPBU Daan Mogot itu bergulir di situs berita detikcom.

Namun pada berita penembakan dirilis Sabtu 17 Juni 2017 oleh detikcom soal penembakan pelaku oleh polisi, terjadi penambahan berita hoax oleh situs republiknkri.com.

Dari penelusuran, berita asli detikcom berjudul 'Ini Alasan Polisi Tembak 1 Perampok Sadis di Daan Mogot' diubah oleh situs judi republiknkri.com menjadi judul '1 Pelaku Tewas, Polisi Masih Buru Anggota FPI yang Merupakan Kapten Perampok yang Menewaskan Davidson'.

Dalam pemberitaannya, situs yang melayani judi online itu menambahkan bahwa Kapten perampok di SPBU Daan Mogot adalah anggota FPI. Padahal, berita aslinya dari detikcom tidak dijumpai sedikitpun kata-kata Polda Metro Jaya yang menyatakan Kapten Perampok di SPBU Daan Mogot adalah anggota FPI.

Berita berikutnya adalah terkait dengan penyerangan seorang polisi di Polda Sumatra Utara. Kejadian yang dilakukan orang tak dikenal itu dibuat berita juga judul pembunuh adalah Simpatisan FPI. Meski keterangan Polda Sumut dalam berita aslinya tidak menyebut sebagai simpatisan FPI.

Postingan link berita dari situs republiknkri.com itu mendapat banyak tanggapan dari netizen. Mereka menilai pemberitaan tersebut sebagai upaya memojokkan salah satu ormas islam bernama FPI dengan membuat rekayasa berita.

Modus portal berita 
Jika dilakukan penelusuran website republiknkri.com, maka langsung tampil Customer Service Live Chat dengan adminnya di pojok kanan bagian bawah. Jendela ini berisi chatting keterangan ikut judi online.

Dalam banyak tanya jawab isi chatting terlihat judi online sesungguhnya yang paling menonjol adalah 99samsung.com. Admin Live Chat menawarkan deposit ikut member judi online cuma Rp.25.000.

Meski demikian, pihak kepolisian Polda Metro Jaya dan situs berita resmi detikcom belum membuat pernyataan atas penyalahgunaan konten berita itu oleh website dengan alamat republiknkri.com tersebut.(*)