Onde Mak..Otak Pemko Pekanbaru Dinilai Warga Tak Ada Soal Parkir

forumriau.com 3.11.15
forumriau.com
Selasa, 03 November 2015




Tahukah Anda..Peraturan Daerah (Perda) dibuat dan diusulkan oleh Pemko Pekanbaru dan disetujui oleh wakil rakyat di DPRD Pekanbaru. Kini, Perda yang digandrungi adalah tarif parkir di Kota Bertuah ini.

Dengan alasan menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemko membuat Perda Tarif Parkir. Malangnya warga kota Bertuah ini, perda yang menaikan tarif parkir itu, malah disahkan oleh wakil rakyatnya di DPRD Pekanbaru, Senin 2/11/2015 kemarin.

Perda yang disahkan itu menetapkan tarif parkir motor Rp.5.000 dan mobil Rp.8.000. Warga mengeluh dan menilai perda ini 'mencekik' hidupnya. Mereka menilai Pemko telah 'memeras' rakyat dengan Perda itu.

"Kama pai utak Pak Wali tu. Awak tukang anta surek, singgah kian kamari sapanjang jalan Nangka tu sajo tiok hari ha, ado sapuluah kali baranti. Berarti lah kanai awak limo puluah ribu (Rp.50.000) sahari,"komentar Avis, seorang warga ke forumriau.com.

(Kemana perginya otak Pak Wali tu. Saya kerja tukang antar surat, singgah kian kemari sepanjang jalan Nangka saja tiap hari, ada sepuluh kali berhenti (parkir). Berarti sudah Rp.50.000 bayar parkir/hari-red).

Avis, seorang office boy yang saban hari kerap disuruh kian kemari. Kerjaan wajibnya di kantor swasta tempat ia bekerja itu mengantar berbagai surat ke rekanan kerja kantornya. Tapi ia juga sering disuruh beli makanan dan lainnya.

"Belum lagi saya disuruh beli makan siang di rumah makan, tentu Rp.5.000 parkir, singgah beli rokok 5.000 parkir, beli ice krim anak bos, 5.000 lagi parkir. Jadi gaji saya sebulan itu untuk biaya parkir saja nantinya,"keluh Avis dengan nada kesal.

Kekesalan warga itu dinilai wajar. Karena biasanya tarif parkir sepeda motor cuma Rp.1.000 dan mobil hanya Rp.2.000. Harga inipun masih berat dinilai warga.

Seperti pengalaman Adi soal parkir tersebut. Waktu itu, dia mau beli laptop di jalan Nangka. Sepanjang jalan itu memang banyak toko elektronik dan sedang bertabur promo.

"Tentu saja saya harus singgah sana sini melihat mana yang bagus promonya, baru akan saya beli. Waktu saya mau bayar parkir di toko yang kelima kalinya, saya baru tersadar, jika saya keliling lagi, uang untuk beli laptop akan pecah untuk bayar parkir. Nah, andai saja waktu itu tarif parkir udah 5.000, tentu saya udah habis Rp.50.000,"cerita Adi.

Dampak naiknya ongkos parkir dinilai menjadi penghalang warga bergerak kesana kemari. Gerak warga akan terbatas. Efeknya jadi merembet ke kegiatan ekonomi. Warga akan berpikir dua kali belanja ke tempat-tempat yang ada parkirnya. Akibatnya, omset pedagang akan merosot.

"Contohnya, saya tiap pagi singgah ngopi di kedai kopi. Harga kopi Rp.7.000 secangkir apaling murah Rp.5000. Jika bayar parkir 5.000, jadi biaya saya minum kopi udah 10 ribu atau 12.000 secangkir. Mau tak mau, tentu saya nggak jadi ngopi ke kedai kopi yang ada juru parkirnya,"jelas Anto, warga Panam, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.

Menurutnya, kebijakan Pemko ini seperti hanya untuk supermarket Indomaret dan Alfamart dan yang sejenisnya. Karena, kedai moderen itu tidak ada juru parkir.

"Saya rasa Walikota Firdaus ini membuat pedagang kecil makin menderita. Orang akan berat singgah di tempat-tempat belanja yang ada parkirnya,"jelas Anto.(Frc/470)***

Thanks for reading Onde Mak..Otak Pemko Pekanbaru Dinilai Warga Tak Ada Soal Parkir | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show comments